LINTAS HISTORIS MOUNTAINEERING & ROCK-CLIMBING
Tentu bagi kita yang disekolahnya atau di kampusnya masing-masing sudah
tidak asing lagi dengan kelompok pencinta alam/pendaki gunung dan
penjelajah alam bebas..Boleh dikatakan hampir di semua
sekolah atau kampus memiliki ekstra kurikuler Mountaineering dan
rock-climbing..Ini bisa kita lihat dari dibuatnya dinding pemanjatan
(wall-climbing) atau agenda2 ekspedisi yang terpasang di mading.
Tapi sejak kapankah kegiatan mountaineering dan rock-climbing berawal
dan dari Negara manakah yang mempelopori mountaineering dan
rock-climbing sehingga tersebar keseluruh dunia?..Memang belum ada
catatan-catatan atau dokumentasi authentic tentang ini. Namun meskipun
begitu kita masih bisa menelusuri jejak-jejak sejarah dua aktifitas out
door ekstrim ini.
Lintas Sejarah kegiatan atau aktifitas
Mountaineering & Rock-Climbing ( Pendakian Gunung & Panjat
Tebing) dimulai kira-kira pada Tahun 1492 oleh Sekelompok orang
Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville yang mencoba untuk
melakukan pemanjatan di tebing Mont Aiguille yang memiliki ketinggian
2.097 Mdpl di kawasan Vercors Massif saat itu. Meskipun pendakian tsb
tak memiliki tujuan yang jelas. namun orang-orang yang naik turun
tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu “chamois”,
binatang sejenis kambing gunung. dan mungkin Pemburu inilah yang
memecahkan fenomena kejelasan tentang awal Sejarah Pendakian Gunung dan
Panjat Tebing yang dulunya diawali Oleh Orang perancis.
Bagi
para Kelompok Pengukir Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing ini
melakukan aktifitas kegiatan tersebut hanya untuk mencari mata
pencaharian, kurang lebih mirip para pencari sarang burung walet gua di
tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karangbolong Jawa Tengah.
Pada tahun 1623, Yan Carstenz adalah orang Eropa pertama yang melihat
"pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju. di
perdalaman Irian. Salju itu sangat dekat ke Khatulistiwa. Laporannya
disusun untuk membuktikan penulisan Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat
Tebing didunia, tetapi hasilnya tidak memuaskan bahkan menjadi bahan
penolakan dan sebuah kata ketidak percayaan di Eropa, padahal belum lama
berselang diberitakan ada juga salju di pegunungan Andes, masih dekat
Khatulistiwa.
Pada Tahun 1624 Masih berkaitan dengan
pekerjaan, pastor-pastor Jesuit merupakan orang-orang Eropa pertama yang
melintasi pegunungan Himalaya, yang juga terukir di buku Sejarah
Pendakian Gunung dan Panjat Tebing dunia, tepatnya di Mana Pass (Pass =
pelana / punggungan yang terentang di antara dua puncak), dari Gharwal
di India ke Tibet. dan Pada Tahun 1760, Professor de Saussure agaknya
begitu jatuh cinta pada Mont Blanc di perbatasan Perancis - Italia,
sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang bisa menemukan
jalur ke puncaknya, untuk penelitian ilmiah yang diimpikannya. Sayang,
tidak ada yang tertarik, terutama karena ngeri terhadap naga-naga yang
konon menghuni puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.
Setelah beberapa percobaan gagal, puncak Mont Blanc yang tingginya
mencapia 4.807 m, akhirnya sukses digapai manusia dan berhasil masuk
dalam buku Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing di dunia , mereka
adalah Dr. Michel Gabriel Paccard dan seorang pemandu gunung, Jacquet
Balmat. Puncak tertinggi yang di Alpen yang berhasil didaki sebelumnya
adalah Lysjoch (4.153 m), tahun 1778. 1830 Alexander Gardiner melintasi
Karakoram Pass dari Sinkiang, China ke Kashmir, India.Ahli-ahli ukur
tanah di India berhasil menentukan ketinggian puncak XV (8.840 m). Ini
merupakan puncak tertinggi di dunia, mengalahkan puncak VII
(Kangcenjunga, 8.598 m) yang sebelumnya dianggap puncak paling tinggi.
Puncak XV ini kemudian diberi nama Everest, sesuai dengan nama kepala
divisi ukur tanah di India berkebangsaan Inggris, Sir George Everest
(orang Nepal menyebut puncak ini dengan nama Sagarmatha, sedangkan orang
Tibet menyebutnya Chomolungma). Belakangan ketinggiannya dikoreksi
menjadi 8.888 m, kemudian dikoreksi lagi menjadi 8.848 meter, sampai
sekarang.
Batu pertama jaman keemasan dunia keemasan di Alpen
diletakkan oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke puncak Wetterhorn
(3.708 m) dan tentunya kegiatan tersebut kembali dilirik dan menjadi
sorotan Publik yang tentunya menjadi bahan pembicaraan dalam buku
Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing didunia, cikal bakal
pendakian gunung sebagai olah raga. 1857 Alpine Club yang pertama
berdiri di Inggris. Ketinggian K2 (singkatan Karakoram Number 2)
terukur, 8.610 m, menggeser lagi kedudukan Kangchenjunga menjadi posisi
3.
Dinding Selatan Mont Blanc untuk pertama kali dalam
pengukiran Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing didunia melalui
lintasan Old Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Di
Alpen bagian tengah, Edward Whymper dan enam rekannya berhasil mencapai
puncak Matterhorn (4.474 m), Swiss. Tapi empat orang anggota tim yang
saling terkait dalam satu tali tewas dalam perjalanan turun, ketika
salah seorang jatuh dan menyeret yang lainnya. Musibah ini mengakhiri
sebelas tahun jaman keemasan. Lebih dari 180 puncak besar telah didaki
dalam masa itu, sedikitnya satu kali, dan lebih dari setengahnya
dilakukan para pendaki Inggris. WA Coolidge mendaki puncak Jungfrau dan
Wetterhorn pada musim dingin, sehingga dijuluki Mr. Winter Climbing.
Tahun 1870-an ini muncul trend baru, yaitu pendakian tanpa didampingi
pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan diantara para
pendaki.bRegu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille de
Dru di Perancis, memicu trend baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing
yang tidak terlalu tinggi tetapi cukup curam dan sulit. Banyak orang
menganggap peristiwa ini sebagai kelahiran panjat tebing.
Pada Tahun 1883 WW Graham menjadi orang pertama dalam Sejarah Pendakian
Gunung dan Panjat Tebing yang mengunjungi pegunungan Himalaya dengan
tujuan mendaki gunung sebagai olah raga dan petualangan. Dia mendaki
beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim, India. Konon
khabarnya dia juga berhasil menggapai puncak Changabang (6.864 m).
Percobaan pertama pendakian gunung diatas 8.000 m, yaitu Nanga Parbat
(8.125 m) oleh AF Mummery. Pendaki Inggris yang sering disebut Bapak
Pendakian Gunung Modern ini hilang di ketinggian sekitar 6.000 m.
Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan
Carstensz hampir 3 abad sebelumnya tentang "pegunungan yang sangat
tinggi, di beberapa tempat tertutup salju, di perdalaman Irian. Maka
namanya diabadikan dalam buku Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing
sebagai nama puncak yang kemudian ternyata merupakan puncak gunung
tertinggi di Indonesia.
Pada Tahun 1902, Percobaan pertama
mendaki K2 oleh tim ekspedisi dari Inggris, hasilnya gagal di bawah
pimpinan Tom Longstaff mendaki Trisul (7.120 m), puncak 7.000-an pertama
yang berhasil di daki manusia. Longstaff adalah orang pertama dalam
Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing yang mencoba penggunaan
tabung oksigen dalam pendakian. kemudian diikuti oleh Ekspedisi
Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE), memasuki rawa-rawa sebelah
selatan kawasan Carstensz. Dalam masa 16 bulan pada ekspedisi ini, 16
orang meninggal dan 120 orang sakit.
Carabineer (cincin kait)
untuk pertama kalinya dalam Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing
dipergunakan dalam pendakian gunung oleh pemanjat-pemanjat dari Munich,
Jerman. Penggunaannya diilhami oleh pasukan pemadam kebakaran. lalu
Mantan anggota ekspedisi BPUE pada tahun 1909, Dr. AFR Wollaston,
kembali ke Irian bersama C. Bodden Kloss dengan 224 pengangkut barang
dan serdadu. Mereka sampai di bagian Timur kawasan Carstensz dengan
menyusuri sungai Otowka dari Selatan. Kali ini tiga orang melayang
jiwanya.
George L. Mallory berserta Teamnya, berhasil
mencapai North Col Everest, dalam perjalanan penjajagan mereka dari sisi
Tibet. Usaha pertama mendaki Everest, berakhir pada ketinggian 8.320 m
di punggungan timur laut. Hasilnyapun kembali gagal dan hal itu membuat
Mallory dan Irvina, kembali mencoba mendaki Everest. namun Keduanya
hilang di ketinggian sekitar 8.400 meter. Rekannya, Edward Norton
mencapai 8.570 meter, rekaan ketinggian waktu itu, sendirian dan tanpa
rabung oksigen. lalu Schimdt bersaudara mencapai puncak Matterhorn lewat
dinding utara, sekaligus melahirkan demam north wall climbing untuk
pertama kali dalam Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing.
UIAA (Union Internationale Association de Alpinisme) berdiri di
Perancis, Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande
Laverdo dikawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing (panjat
tebing menggunakan alat bantu untuk menambah ketinggian) yang pertama.
Dr. Karl Prusik memelopori penggunaan tali kecil dengan simpul khusus
untuk menggantung dan meniti tali yang lebih besar. Sampai sekarang tali
kecil dan simpul ini dikenal dengan istilah prusik. Meniti tali dengan
menggunakan tali kecil dan simpul ini disebut prusiking.
Dr.
AH Colijn, manajer umum sebuah perusahaan tambang menemukan dinding
timur Gletser Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz. Gunung bijih itu
dinamakan Erstbergh, yang nantinya menjadi tambang utama PT. Freeport.
pengukiran Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing kembali di toreh
oleh tim gabungan Jerman dan Austria yang berhasil memanjat Dinding
utara Eiger di Swisst. Sebelumnya Hitler menjanjikan mereka medali
setingkat medali emasnya Olimpiade. Mereka adalah Anderl Heckmair,
Ludwig Forg, Fritz Kasparek dan Heinrich Harrer. Tebing maut ini
sebelumnya telah menelan cukup banyak korban dan berlanjut sampai
sekarang.
Ekspedisi Archbold menemukan lembah Baliem, kantong
Suku Dani yang tingkat kebudayaannya amat tinggi, ditengah hutan
belantara, seolah tak terbatas dan tak tertembus. Irian semakin menjadi
pusat perhatian para ilmuwan dunia. Nepal membuka perbatasannya bagi
orang luar, memancing maraknya pendakian di kawasan atap dunia itu. saat
itu Tibet dikuasai Cina. Pendakian Himalaya di sisi ini tidak
diperkenankan lagi. Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki
Annapurna (8.091 m), puncak 8.000-an yang pertama berhasil di daki,
menandai awal 20 tahun jaman keemasan pendakian di Himalaya. Di Alpen,
tali nylon mulai dipergunakan untuk pertama kalinya dalam Sejarah
Pendakian Gunung dan Panjat Tebing. Tali serat tumbuhan yang sebelumnya
biasa dipakai, hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada aturan bahwa
seorang perintis jalur pemanjatan (leader) tidak boleh jatuh, sebab
hampir pasti pinggangnya akan patah tersentak. Pakaian bulu angsa mulai
membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman dan pendakian keesokan
harinya lebih efektif.
---------------+++++++++++++-------------------------
SALAM DAMAI (RIMBA GUNUNG ALAM ) LESTARI
( ESTEPE )
Article Source:
_https://www.facebook.com/pages/Estepe/140819622782636
Tidak ada komentar:
Posting Komentar