MENGAPA TUHAN MENCIPTAKAN GUNUNG-GUNUNG ???
Masih terasa
segar di dalam ingatan kita semua tentang gugurnya Pahlawan Merapi
yakni Mbah Marijan yang tetap setia pada pengabdiannya kepada Sultan
Jogyakarta untuk terus menjaga merapi hingga
ajal menjemput dalam kedaan posisi bersujud (shalat) di kamarnya. Dan
sekaligus menjadi kenangan yang memilukan serta mengerikan akan betapa
dahsyatnya bencana letusan gunung Merapi yang terjadi pada tanggal 26
Oktober tahun 2010 yang lalu.
Namun Dibalik bencana
meletusnya gunung merapi tersebut pasti Tuhan menghidayahkan karunia
hikmah, memberikan sebuah kandungan makna dan keuntungan atau
kemanfaatan yang sangat besar bagi kita semua ( semua makhluk hidup)
serta bagi kelangsungan kehidupan itu sendiri, Mari kita mencoba untuk
menggali berapa banyak kandungan hikmah dan makna tersebut serta jutaan
manfaat keuntungan dari keberadaan gunung-gunung termasuk gunung berapi
bagi semua mahluk hidup dan bagi kelangsungan kehidupan.
Di atas bumi terdapat puluhan bahkan ratusan gunung berapi, dan tentunya
kita tidak lupa dengan yang namanya wedus gembel di merapi sana.
Sekarang pun kabar – kabarnya semeru ikut tertular flu dari si merapi.
Gunung berapi ini terbentuk ketika bumi menjadi dingin secara bertahap
dan munculah lipatan – lipatan yang membentuk struktur gunung berapi.
Bayangkan saja jika gunung berapi itu tidak ada mungkin sejak 3,5 milyar
tahun lalu ketika bumi mulai mendingin ia berusaha mengeluarkan gas dan
menjaga temperaturnya. Bila tidak dikeluarkan secepatnya planet ini
akan meledak dengan dasyat karena ada tekanan gas yang terus – menerus
dan dalam jumlah besar di tubuhnya.
Jadi Itu hanya salah satu
dari keutamaan esksistensi gunung berapi’ . Peranan kontribusi
/keutamaan tegaknya gunung-gunung dibumi ini lainnya adalah dia
(gunung berapi ) merupakan pasak raksasa dari bumi yang akar dari
gunung berapi tersebut 10 – 15 kali lipat dari ketinggianya. Gunung juga
berfungsi sebagai jangkar yang sangat luar biasa kokohnya untuk
meminimalkan guncangan litosfer ketika bergerak.
Meskipun
letusannya bisa menimbulkan banyak korban nyawa dan materi ternyata
meletusnya gunung berapi juga selalu banyak membawa dampak positif bagi
kehidupan mahluk hidup di bumi bahkan untuk semesta alam secara
keseluruhan. Bencana geologis lainnya, seperti gempa bumi dan tsunami.
merupakan proses Planet Bumi mencari keseimbangan baru untuk
mempertahankan tekanan dan temperaturnya. Tujuan penting proses ini
adalah untuk melindungi miliaran manusia dari kepunahan, sampai waktu
yang telah ditentukan oleh-Nya.
Peranan atau Kontribusi yang utama dari keberadaan gunung berapi dapat ditinjau dan di analisa dari dua aspek yaitu ;
1. ASPEK ILMU PENGETAHUAN ( SCIENCE AND KNOWLEDGE)
2. ASPEK RELIGI SPIRITUAL
3. ASPEK ILMU PENGETAHUAN & ASPEK RELIGI SPIRITUAL
1. ASPEK ILMU PENGETAHUAN ( SCIENCE AND KNOWLEDGE )
BERBAGAI FUNGSI UTAMA GUNUNG BERAPI :
• BERTINDAK SEBAGAI PENYEIMBANG /STABILIZER PLANET-PLANET
• PEMBENTUK RONA BARU DI PLANET BUMI
• PERAWAT LAPISAN ATMOSFIR PLANET BUMI DALAM JANGKA PANJANG
• PENDINGIN LAPISAN ATMOSFIR BUMI ( LANGIT ) DARI KENAIKAN TEMPERATUR ATMOSFIR BUMI AKIBAT PENINGKATAN SUHU MATAHARI
• SEBAGAI JANGKAR ( ANCHOR ) ATAU REM DARI GERAKAN LEMPENG BUMI
• MEMBERIKAN KESUBURAN BAGI MAHLUK YANG HIDUP DI TANAH
• SEBAGAI TANDON UTAMA (RESAPAN ) AIR BAGI PLANET BUMI
DAMPAK POSITIF & NEGATIF TENAGA ENDOGEN DAN EKSOGEN :
Kegiatan pembentukan muka bumi karena tenaga endogen memiliki dampak positif berikut ini:
1. Sebuah gunung yang meletus akan mengeluarkan magma yang menjadi
lava. Lava ini bila membeku selama beberapa tahun akan menjadi lahan
pertanian yang subur.
2. Gejala diatropisme seperti patahan
dapat menghasilkan bentuk muka bumi yang unik dan indah, sehingga dapat
dijadikan objek wisata, contohnya Ngarai Sihanok di Sumatera Barat.
3. Magma yang dikeluarkan oleh gunung berapi memuntahkan bahan tambang
dan bahan mineral yang terdapat di dalam bumi, akibatnya wilayah sekitar
gunung berapi menghasilkan berbagai jenis bahan tambang dan batuan yang
bernilai ekonomis.
Sedangkan pembentukan muka bumi karena tenaga eksogen memiliki dampak positif berikut ini:
• Aktivitas pelapukan dapat menghasilkan bentuk muka bumi yang unik dan
indah, sehingga dapat dijadikan objek wisata, contohnya : Grand Canyon
(Amerika Serikat), Ayers Rock (Australia)
• Proses Sedimentasi
menghasilkan daratan yang subur. contoh: Sungai Chao Phraya melalui
dataran rendah alluvial di Bagian Tengah Thailand
Kegiatan pembentukan muka bumi karena tenaga endogen memiliki dampak negatif berikut ini :
1. Letusan gunung akan mengeluarkan lava dan menyemburkan awan panas,
debu akibatnya akan merusak wilayah yang ada di sekitarnya seperti:
hutan, lahan pertanian dan pemukiman penduduk.
2. Gempa bumi
yang sumber gempanya berada di dekat permukaan tanah mengakibatkan
rusaknya berbagai bagunan, bila sumber gempanya berada di dasar laut
akan menyebabkan tsunami yang dapat merusak kehidupan di sekitar pantai.
3. Gempa bumi yang terjadi di sekitar pegunungan salju dapat menimbulkan longsoran salju yang sangat merusak.
Kegiatan pembentukan muka bumi karena tenaga eksogen memiliki dampak negatif berikut ini :
1. Erosi yang terjadi secara besar-besaran dapat menyebabkan hilangnya kesuburan tanah.
2. Erosi pada daerah pantai menyebabkan berkurangnya luas lahan pantai.
Upaya penanggulangan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang ditimbulkan oleh pembentukkan muka bumi akibat tenaga
endogen dan eksogen :
1. Merancang dan membuat bagunan tahan gempa
2. Membuat tanggul-tanggul pemecah ombak untuk mencegah abrasi
3. Membangun stasiun pengamatan gunung berapi yang berfungsi untuk
memantau aktifitas gunung berapi dan mengumumkan tingkat bahaya yang
ditimbulkannya kepada masyarakat di sekitarnya agar dapat mengurangi
korban jiwa.
4. Melakukan kegiatan reboisasi untuk menjaga kesuburan tanah dan kelestarian ekosistem
2. ASPEK RELIGI SPIRITUAL
Kitab Suci Alqur’an menginformasikan: “Dipancangkan Gunung supaya Bumi
tidak mengoncangkan kamu”, padahal justru ditempat yang banyak terdapat
gunung dan gunung berapi disitulah paling sering terjadi gempa bumi.
Kali ini kembali kita kutip surah ke-16 (An Nahl), ayat 15 Al-Qur’an,
dari Tafsir Rahmat oleh H. Oemar Bakri, halaman 513 yang bunyinya:
Dan Dia memancangkan gunung-gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang
(membahayakanmu. Dan Dia jadikan sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk (mencari rezekimu). QS,16:15
Pasak
adalah seperti paku tetapi terbuat dari kayu (sumber: Kamus Besar Bahasa
Indonesia – Balai Pustaka). Pasak umumnya ditancapkan dalam-dalam ke
tanah. Maksud ayat tersebut bahwa gunung dijadikan Allah SWT sebagai
pasak, berarti ada bagian gunung yang berfungsi sebagai pasak yang
menancap dalam-dalam ke dalam tanah.
3. DARI SEGI ILMU PENGETAHUAN YANG SELARAS DENGAN KANDUNGAN RELIGI SPIRITUAL
Penegasan Al Qu’ran ini sangat ajaib mengingat untuk memastikan adanya
bagian gunung yang berfungsi sebagai pasak dibutuhkan dua hal yaitu
kemampuan membedakan antara materi pembentuk gunung dengan materi
penyusun tanah, sehingga dapat dibedakan mana yang tanah dan mana bagian
dari gunung yang tertancap ke dalam tanah, serta harus dilakukan
pendeteksian ke kedalaman bumi sampai kedalaman tertentu. Kedua hal ini
sulit dilakukan mengingat kemampuan peralatan eksplorasi di masa
kehidupan Muhammad Saw tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian
tersebut.
Tetapi sekarang telah diakui oleh para ahli
geologi bahwa ternyata gunung memiliki akar (mountain root) seperti
jangkar yang menusuk masuk ke dalam bumi. Akar gunung ini (mountain
root) memiliki fungsi untuk memberikan stabilitas dan keseimbangan
kepada bumi ketika terjadi guncangan akibat pergerakan lempengan
tektonik, sehingga bumi tidak sedemikian mudah untuk porak-poranda.
Menurut Ir. Agus Haryo Sudarmono (dalam bukunya Menyibak Rahasia Sains
Bumi dalamj Al-Qur’an, halaman:183-192) ), gunung api atau bukit disebut
oleh Allah SWT: “Jabalun/Jibalun” dalam bahasa arab bermakna gunung
berapi, disebut oleh Sang pencipta sebanyak 26 kali sebagai kata yang
bermakna “benda”. Dalam beberapa ayat gunung berapi disebut juga dalam
bahasa arab “rawasiya” sebagai kata yang bermakna “sifat” (fungsinya
seperti rem atau jangkar kapal laut), disebut 9 kali (QS: 13;03, 15;19,
16;15, 21;31, 27;61, 31;10, 41;10, 50;07, 77;27) dalam Al-Our’an.
Penyebutan kata gunung yang demikian banyaknya dalam Al-Qur’an tentu
mengandung makna yang penting. Gunung memiliki fungsi yang sangat
menentukan kelangsungan kehidupan Planet Bumi. Senadainya gunung-gunung
tidak diciptakan, kita ragu apakah Planet Bumi akan stabil atau bertahan
di usianya yang renta, yaitu 4,56 miliar tahun.
Sejak
kurang lebih 3,5 miliar tahun lalu ketika Planet Bumi mulai mendingin,
ia berusaha mengeluarkan gas demi menjaga tekanan dan temperatur. Bila
tidak dikeluarkan secepatnya, planet ini akan meledak dengan dahsyat
akibat adanya tekanan gas yang terus menerus dan dalam jumlah besar di
tubuhnya.
Tugas utama gunung adalah sebagai pasak agar
bumi tidak berguncang akibat tekanan gas-gas yang terbentuk di dalamnya
semakin bertambah. Marilah kita kutip lagi surah Lukman, surah ke-31,
ayat 10 Al-Qur’an, dari Tafsir Rahmat oleh H. Oemar Bakri, halaman 801
yang bunyinya:
Dia menciptakan ruang angkasa tanpa tiang
yang kamu lihat. Dan dipancangkan-Nya di bumi itu gunung-gunung menjadi
pasaknya agar kamu tidak bergoncang. Dan dikembang-biakkan-Nya segala
jenis binatang. Dan diturunkan-Nya air hujan dari langit, lantas
ditumbuhkan-Nya setiap jenis tumbuh-tumbuhan yang baik … QS,31:10
Kitab suci Alquran yang diturunkan 15 abad lalu di Semenanjung Arab
ternyata telah membicarakan mengenai gunung api dengan sangat tepat
sesuai dengan ilmu geologi dan vulkanologi abad 20. Menurut Al-Qur’an,
Allah SWT menciptakan gunung adalah sebagai pasak bumi agar bumi tidak
goncang (Surat An Naba’: 7). Sebab jika tidak ada gunung, maka bumi akan
mengalami goncangan terus-menerus sehingga manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan di atasnya pasti tidak akan dapat bertahan hidup.
Perkataan ”pasak” dalam Al-Our’an sebenarnya memiliki dua bagian, yakni
menurut bentuknya dan fungsinya. Jika menurut bentuk, sebuah pasak
lebih banyak bagiannya berada dalam tanah daripada bagian di luar tanah.
Jika menurut fungsi, sebuah pasak berfungsi membuat agar barang yang
ditancapi tidak bergerak-gerak; tidak bergoyang-goyang atau tetap pada
tempatnya semula.
Demikian pula menurut ilmu geologi
modern. Ternyata bagian sebuah gunung yang terlihat di luar hanya
sebagian kecil saja yakni 1/3, sedangkan bagian yang tertanam di dalam
bumi mencapai 2/3 bagian. Jadi sesungguhnya semua gunung yang kita lihat
di dunia ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan bagian gunung
yang tertanam di dalam bumi.
Jadi sesungguhnya fenomena
gunung es di Kutub Utara juga berlaku untuk gunung di daratan.
Sesungguhnya seluruh pulau dan benua di dunia ini dalam keadaan
”mengambang” di atas cairan kental Basalt, yang berada puluhan kilometer
di bawah kulit permukaan bumi. Jadi sebenarnya manusia di bumi hidup di
atas cairan sangat kental yang dinamakan Basalt.
Karena
setiap gunung memiliki ”akar tunjang” yang masuk ke dalam kulit bumi,
maka sesungguhnya akar tunjang gunung yang terpendam di dalam lapisan
Basalt itu telah menahan lapisan benua atau kulit bumi dari berbagai
gerakan atau goncangan dahsyat yang akan terjadi karena pengaruh tekanan
dari dalam (endogen) atau tekanan dari luar (eksogen).
Terjadi keseimbangan tekanan pada kulit bumi. Jadi karena beratnya,
dapat diumpamakan sebuah gunung bagaikan jangkar berat yang dilbenamkan
ke dalam lapisan Basalt tempat 7 benua di bumi termasuk Kutub Utara dan
Selatan terapung di atasnya sehingga tidak dapat bergerak lagi.
Jadi sesungguhnya keberadaan sebuah gunung api lebih banyak manfaatnya
daripada mudharat-nya. Memang mudharat-nya juga ada. Jika meletus, akan
menimbulkan korban jiwa. Namun manfaatnya jauh lebih besar. Selain
menjadi pasak bumi juga membuat daerah di sekitarnya subur, sebagai
penyedia air bersih bagi manusia, dengan hutan yang menjaga ekosistem
lingkungan.
Selain itu, sebuah bencana gunung api meletus
mampu mengakibatkan perubahan kehidupan sosial. Banyak orang kehilangan
harta bendanya termasuk rumah mereka, sehingga menyebabkan mereka harus
tinggal ditempat pengungsian. Sebagai contohnya adalah pada waktu
meletusnya G.Merapi di D Jogja dan Jawa Tengah tiga tahun yang lalu.
Perubahan sosial lainnya yang terjadi akibat erupsi Merapi yaitu
berubahnya mata pencaharian penduduk dari seorang petani menjadi
penambang pasir dan pola interaksi antar kelompok. Selain dampak
negatif, erupsi gunung Merapi juga menyebabkan dampak positif berupa ada
daerah yang menjadi objek wisata yang disebut dengan Lava Tour yang
telah diresmikan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman.
Daerah Destinasi Wisata Lava Tour banyak dikunjungi oleh wisatawan yang
berasal dari dalam maupun luar negeri. Banyaknya wisatawan tersebut yang
mengunjungi obyek wisata Lava Tour memberi pengaruh pada perubahan
sosial dan budaya masyarakat. Warga lereng Merapi yang dalam
kesehariannya menggunakan bahasa jawa, berubah menggunakan bahasa
indonesia dalam menawarkan barang dagangannya kepada wisatawan yang
berkunjung. Kosakata bahasa Indonesia yang digunakan warga lereng Merapi
sangat terbatas dan dalam kesehariannya tetap menggunakan bahasa
sehari- hari. Di bukanya obyek wisata Lava Tour juga membuat akses jalan
di kawasan Lava Tour menjadi lebih bagus.
Dengan
dibukanya Daerah Destinasi Wisata Lava Tour banyak sekali manfaat yang
dapat diperoleh bagi banyak elemen masyarakat. Sehingga dengan demikian
menimbulkan perubahan sosial linear yang terjadi pada masyarakat
kawasan Lava Tour yang berlangsung dengan cepat, karena setelah bencana
erupsi Merapi masyarakat harus segera menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan baru yang merubah tatanan kehidupan masyarakat. Perubahan
sosial yang terjadi dengan cepat, menyebabkan sebuah kebingungan dan
menimbulkan suatu kejutan kebudayaan atau cultural shock bagi
masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi pada kehidupan sosial
masyarakat kawasan daerah Lava Tour antara lain, perubahan pada pola
interaksinya, perubahan matapencaharian dan sistem ekonomi, sistem
kemasyarakatan, dan organisasi- organisasi sosial.
Dampak
positif akibat erupsi gunung Merapi yaitu adanya batu dan pasir dari
erupsi gunung Merapi yang dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai bahan
bangunan atau untuk dijual. Hal ini menyebabkan perubahan sosial dimana
warga yang dahulunya bekerja sebagai petani kini mereka harus menjadi
penambang pasir. Sebagai kesimpulan akhir ternyata betapa banyak
manfaat/fungsi dan peranan gunung-gunung (termasuk gunung berapi) Tuhan
ciiptakan bagi kelangsungan hidup semua m ahluknya dan bagi kelangsungan
/kesinambungan proses kehidupan alam semesta ini.
Sumber:
www.facebook.com/pages/Estepe/140819622782636
Tidak ada komentar:
Posting Komentar