Selasa, 23 Juli 2013

MENGAPA TUHAN MENCIPTAKAN GUNUNG-GUNUNG?

MENGAPA TUHAN MENCIPTAKAN GUNUNG-GUNUNG ???

Masih terasa segar di dalam ingatan kita semua tentang gugurnya Pahlawan Merapi yakni Mbah Marijan yang tetap setia pada pengabdiannya kepada Sultan Jogyakarta untuk terus menjaga merapi hingga ajal menjemput dalam kedaan posisi bersujud (shalat) di kamarnya. Dan sekaligus menjadi kenangan yang memilukan serta mengerikan akan betapa dahsyatnya bencana letusan gunung Merapi yang terjadi pada tanggal 26 Oktober tahun 2010 yang lalu.


Namun Dibalik bencana meletusnya gunung merapi tersebut pasti Tuhan menghidayahkan karunia hikmah, memberikan sebuah kandungan makna dan keuntungan atau kemanfaatan yang sangat besar bagi kita semua ( semua makhluk hidup) serta bagi kelangsungan kehidupan itu sendiri, Mari kita mencoba untuk menggali berapa banyak kandungan hikmah dan makna tersebut serta jutaan manfaat keuntungan dari keberadaan gunung-gunung termasuk gunung berapi bagi semua mahluk hidup dan bagi kelangsungan kehidupan.


Di atas bumi terdapat puluhan bahkan ratusan gunung berapi, dan tentunya kita tidak lupa dengan yang namanya wedus gembel di merapi sana. Sekarang pun kabar – kabarnya semeru ikut tertular flu dari si merapi. Gunung berapi ini terbentuk ketika bumi menjadi dingin secara bertahap dan munculah lipatan – lipatan yang membentuk struktur gunung berapi. Bayangkan saja jika gunung berapi itu tidak ada mungkin sejak 3,5 milyar tahun lalu ketika bumi mulai mendingin ia berusaha mengeluarkan gas dan menjaga temperaturnya. Bila tidak dikeluarkan secepatnya planet ini akan meledak dengan dasyat karena ada tekanan gas yang terus – menerus dan dalam jumlah besar di tubuhnya.

Jadi Itu hanya salah satu dari keutamaan esksistensi gunung berapi’ . Peranan kontribusi /keutamaan tegaknya gunung-gunung dibumi ini lainnya adalah dia (gunung berapi ) merupakan pasak raksasa dari bumi yang akar dari gunung berapi tersebut 10 – 15 kali lipat dari ketinggianya. Gunung juga berfungsi sebagai jangkar yang sangat luar biasa kokohnya untuk meminimalkan guncangan litosfer ketika bergerak.


Meskipun letusannya bisa menimbulkan banyak korban nyawa dan materi ternyata meletusnya gunung berapi juga selalu banyak membawa dampak positif bagi kehidupan mahluk hidup di bumi bahkan untuk semesta alam secara keseluruhan. Bencana geologis lainnya, seperti gempa bumi dan tsunami. merupakan proses Planet Bumi mencari keseimbangan baru untuk mempertahankan tekanan dan temperaturnya. Tujuan penting proses ini adalah untuk melindungi miliaran manusia dari kepunahan, sampai waktu yang telah ditentukan oleh-Nya.


Peranan atau Kontribusi yang utama dari keberadaan gunung berapi dapat ditinjau dan di analisa dari dua aspek yaitu ;

1. ASPEK ILMU PENGETAHUAN ( SCIENCE AND KNOWLEDGE)
2. ASPEK RELIGI SPIRITUAL
3. ASPEK ILMU PENGETAHUAN & ASPEK RELIGI SPIRITUAL



1. ASPEK ILMU PENGETAHUAN ( SCIENCE AND KNOWLEDGE )


BERBAGAI FUNGSI UTAMA GUNUNG BERAPI :

• BERTINDAK SEBAGAI PENYEIMBANG /STABILIZER PLANET-PLANET
• PEMBENTUK RONA BARU DI PLANET BUMI
• PERAWAT LAPISAN ATMOSFIR PLANET BUMI DALAM JANGKA PANJANG
• PENDINGIN LAPISAN ATMOSFIR BUMI ( LANGIT ) DARI KENAIKAN TEMPERATUR ATMOSFIR BUMI AKIBAT PENINGKATAN SUHU MATAHARI
• SEBAGAI JANGKAR ( ANCHOR ) ATAU REM DARI GERAKAN LEMPENG BUMI
• MEMBERIKAN KESUBURAN BAGI MAHLUK YANG HIDUP DI TANAH
• SEBAGAI TANDON UTAMA (RESAPAN ) AIR BAGI PLANET BUMI


DAMPAK POSITIF & NEGATIF TENAGA ENDOGEN DAN EKSOGEN :

Kegiatan pembentukan muka bumi karena tenaga endogen memiliki dampak positif berikut ini:

1. Sebuah gunung yang meletus akan mengeluarkan magma yang menjadi lava. Lava ini bila membeku selama beberapa tahun akan menjadi lahan pertanian yang subur.

2. Gejala diatropisme seperti patahan dapat menghasilkan bentuk muka bumi yang unik dan indah, sehingga dapat dijadikan objek wisata, contohnya Ngarai Sihanok di Sumatera Barat.
3. Magma yang dikeluarkan oleh gunung berapi memuntahkan bahan tambang dan bahan mineral yang terdapat di dalam bumi, akibatnya wilayah sekitar gunung berapi menghasilkan berbagai jenis bahan tambang dan batuan yang bernilai ekonomis.


Sedangkan pembentukan muka bumi karena tenaga eksogen memiliki dampak positif berikut ini:

• Aktivitas pelapukan dapat menghasilkan bentuk muka bumi yang unik dan indah, sehingga dapat dijadikan objek wisata, contohnya : Grand Canyon (Amerika Serikat), Ayers Rock (Australia)

• Proses Sedimentasi menghasilkan daratan yang subur. contoh: Sungai Chao Phraya melalui dataran rendah alluvial di Bagian Tengah Thailand


Kegiatan pembentukan muka bumi karena tenaga endogen memiliki dampak negatif berikut ini :

1. Letusan gunung akan mengeluarkan lava dan menyemburkan awan panas, debu akibatnya akan merusak wilayah yang ada di sekitarnya seperti: hutan, lahan pertanian dan pemukiman penduduk.

2. Gempa bumi yang sumber gempanya berada di dekat permukaan tanah mengakibatkan rusaknya berbagai bagunan, bila sumber gempanya berada di dasar laut akan menyebabkan tsunami yang dapat merusak kehidupan di sekitar pantai.


3. Gempa bumi yang terjadi di sekitar pegunungan salju dapat menimbulkan longsoran salju yang sangat merusak.


Kegiatan pembentukan muka bumi karena tenaga eksogen memiliki dampak negatif berikut ini :

1. Erosi yang terjadi secara besar-besaran dapat menyebabkan hilangnya kesuburan tanah.

2. Erosi pada daerah pantai menyebabkan berkurangnya luas lahan pantai.


Upaya penanggulangan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang ditimbulkan oleh pembentukkan muka bumi akibat tenaga endogen dan eksogen :


1. Merancang dan membuat bagunan tahan gempa

2. Membuat tanggul-tanggul pemecah ombak untuk mencegah abrasi


3. Membangun stasiun pengamatan gunung berapi yang berfungsi untuk memantau aktifitas gunung berapi dan mengumumkan tingkat bahaya yang ditimbulkannya kepada masyarakat di sekitarnya agar dapat mengurangi korban jiwa.

4. Melakukan kegiatan reboisasi untuk menjaga kesuburan tanah dan kelestarian ekosistem



2. ASPEK RELIGI SPIRITUAL


Kitab Suci Alqur’an menginformasikan: “Dipancangkan Gunung supaya Bumi tidak mengoncangkan kamu”, padahal justru ditempat yang banyak terdapat gunung dan gunung berapi disitulah paling sering terjadi gempa bumi. Kali ini kembali kita kutip surah ke-16 (An Nahl), ayat 15 Al-Qur’an, dari Tafsir Rahmat oleh H. Oemar Bakri, halaman 513 yang bunyinya:


Dan Dia memancangkan gunung-gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang (membahayakanmu. Dan Dia jadikan sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk (mencari rezekimu). QS,16:15


Pasak adalah seperti paku tetapi terbuat dari kayu (sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia – Balai Pustaka). Pasak umumnya ditancapkan dalam-dalam ke tanah. Maksud ayat tersebut bahwa gunung dijadikan Allah SWT sebagai pasak, berarti ada bagian gunung yang berfungsi sebagai pasak yang menancap dalam-dalam ke dalam tanah.


3. DARI SEGI ILMU PENGETAHUAN YANG SELARAS DENGAN KANDUNGAN RELIGI SPIRITUAL


Penegasan Al Qu’ran ini sangat ajaib mengingat untuk memastikan adanya bagian gunung yang berfungsi sebagai pasak dibutuhkan dua hal yaitu kemampuan membedakan antara materi pembentuk gunung dengan materi penyusun tanah, sehingga dapat dibedakan mana yang tanah dan mana bagian dari gunung yang tertancap ke dalam tanah, serta harus dilakukan pendeteksian ke kedalaman bumi sampai kedalaman tertentu. Kedua hal ini sulit dilakukan mengingat kemampuan peralatan eksplorasi di masa kehidupan Muhammad Saw tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian tersebut.


Tetapi sekarang telah diakui oleh para ahli geologi bahwa ternyata gunung memiliki akar (mountain root) seperti jangkar yang menusuk masuk ke dalam bumi. Akar gunung ini (mountain root) memiliki fungsi untuk memberikan stabilitas dan keseimbangan kepada bumi ketika terjadi guncangan akibat pergerakan lempengan tektonik, sehingga bumi tidak sedemikian mudah untuk porak-poranda.


Menurut Ir. Agus Haryo Sudarmono (dalam bukunya Menyibak Rahasia Sains Bumi dalamj Al-Qur’an, halaman:183-192) ), gunung api atau bukit disebut oleh Allah SWT: “Jabalun/Jibalun” dalam bahasa arab bermakna gunung berapi, disebut oleh Sang pencipta sebanyak 26 kali sebagai kata yang bermakna “benda”. Dalam beberapa ayat gunung berapi disebut juga dalam bahasa arab “rawasiya” sebagai kata yang bermakna “sifat” (fungsinya seperti rem atau jangkar kapal laut), disebut 9 kali (QS: 13;03, 15;19, 16;15, 21;31, 27;61, 31;10, 41;10, 50;07, 77;27) dalam Al-Our’an.


Penyebutan kata gunung yang demikian banyaknya dalam Al-Qur’an tentu mengandung makna yang penting. Gunung memiliki fungsi yang sangat menentukan kelangsungan kehidupan Planet Bumi. Senadainya gunung-gunung tidak diciptakan, kita ragu apakah Planet Bumi akan stabil atau bertahan di usianya yang renta, yaitu 4,56 miliar tahun.


Sejak kurang lebih 3,5 miliar tahun lalu ketika Planet Bumi mulai mendingin, ia berusaha mengeluarkan gas demi menjaga tekanan dan temperatur. Bila tidak dikeluarkan secepatnya, planet ini akan meledak dengan dahsyat akibat adanya tekanan gas yang terus menerus dan dalam jumlah besar di tubuhnya.


Tugas utama gunung adalah sebagai pasak agar bumi tidak berguncang akibat tekanan gas-gas yang terbentuk di dalamnya semakin bertambah. Marilah kita kutip lagi surah Lukman, surah ke-31, ayat 10 Al-Qur’an, dari Tafsir Rahmat oleh H. Oemar Bakri, halaman 801 yang bunyinya:


Dia menciptakan ruang angkasa tanpa tiang yang kamu lihat. Dan dipancangkan-Nya di bumi itu gunung-gunung menjadi pasaknya agar kamu tidak bergoncang. Dan dikembang-biakkan-Nya segala jenis binatang. Dan diturunkan-Nya air hujan dari langit, lantas ditumbuhkan-Nya setiap jenis tumbuh-tumbuhan yang baik … QS,31:10

Kitab suci Alquran yang diturunkan 15 abad lalu di Semenanjung Arab ternyata telah membicarakan mengenai gunung api dengan sangat tepat sesuai dengan ilmu geologi dan vulkanologi abad 20. Menurut Al-Qur’an, Allah SWT menciptakan gunung adalah sebagai pasak bumi agar bumi tidak goncang (Surat An Naba’: 7). Sebab jika tidak ada gunung, maka bumi akan mengalami goncangan terus-menerus sehingga manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan di atasnya pasti tidak akan dapat bertahan hidup.


Perkataan ”pasak” dalam Al-Our’an sebenarnya memiliki dua bagian, yakni menurut bentuknya dan fungsinya. Jika menurut bentuk, sebuah pasak lebih banyak bagiannya berada dalam tanah daripada bagian di luar tanah. Jika menurut fungsi, sebuah pasak berfungsi membuat agar barang yang ditancapi tidak bergerak-gerak; tidak bergoyang-goyang atau tetap pada tempatnya semula.


Demikian pula menurut ilmu geologi modern. Ternyata bagian sebuah gunung yang terlihat di luar hanya sebagian kecil saja yakni 1/3, sedangkan bagian yang tertanam di dalam bumi mencapai 2/3 bagian. Jadi sesungguhnya semua gunung yang kita lihat di dunia ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan bagian gunung yang tertanam di dalam bumi.


Jadi sesungguhnya fenomena gunung es di Kutub Utara juga berlaku untuk gunung di daratan. Sesungguhnya seluruh pulau dan benua di dunia ini dalam keadaan ”mengambang” di atas cairan kental Basalt, yang berada puluhan kilometer di bawah kulit permukaan bumi. Jadi sebenarnya manusia di bumi hidup di atas cairan sangat kental yang dinamakan Basalt.


Karena setiap gunung memiliki ”akar tunjang” yang masuk ke dalam kulit bumi, maka sesungguhnya akar tunjang gunung yang terpendam di dalam lapisan Basalt itu telah menahan lapisan benua atau kulit bumi dari berbagai gerakan atau goncangan dahsyat yang akan terjadi karena pengaruh tekanan dari dalam (endogen) atau tekanan dari luar (eksogen).


Terjadi keseimbangan tekanan pada kulit bumi. Jadi karena beratnya, dapat diumpamakan sebuah gunung bagaikan jangkar berat yang dilbenamkan ke dalam lapisan Basalt tempat 7 benua di bumi termasuk Kutub Utara dan Selatan terapung di atasnya sehingga tidak dapat bergerak lagi.


Jadi sesungguhnya keberadaan sebuah gunung api lebih banyak manfaatnya daripada mudharat-nya. Memang mudharat-nya juga ada. Jika meletus, akan menimbulkan korban jiwa. Namun manfaatnya jauh lebih besar. Selain menjadi pasak bumi juga membuat daerah di sekitarnya subur, sebagai penyedia air bersih bagi manusia, dengan hutan yang menjaga ekosistem lingkungan.


Selain itu, sebuah bencana gunung api meletus mampu mengakibatkan perubahan kehidupan sosial. Banyak orang kehilangan harta bendanya termasuk rumah mereka, sehingga menyebabkan mereka harus tinggal ditempat pengungsian. Sebagai contohnya adalah pada waktu meletusnya G.Merapi di D Jogja dan Jawa Tengah tiga tahun yang lalu. Perubahan sosial lainnya yang terjadi akibat erupsi Merapi yaitu berubahnya mata pencaharian penduduk dari seorang petani menjadi penambang pasir dan pola interaksi antar kelompok. Selain dampak negatif, erupsi gunung Merapi juga menyebabkan dampak positif berupa ada daerah yang menjadi objek wisata yang disebut dengan Lava Tour yang telah diresmikan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman.


Daerah Destinasi Wisata Lava Tour banyak dikunjungi oleh wisatawan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Banyaknya wisatawan tersebut yang mengunjungi obyek wisata Lava Tour memberi pengaruh pada perubahan sosial dan budaya masyarakat. Warga lereng Merapi yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa jawa, berubah menggunakan bahasa indonesia dalam menawarkan barang dagangannya kepada wisatawan yang berkunjung. Kosakata bahasa Indonesia yang digunakan warga lereng Merapi sangat terbatas dan dalam kesehariannya tetap menggunakan bahasa sehari- hari. Di bukanya obyek wisata Lava Tour juga membuat akses jalan di kawasan Lava Tour menjadi lebih bagus.


Dengan dibukanya Daerah Destinasi Wisata Lava Tour banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh bagi banyak elemen masyarakat. Sehingga dengan demikian menimbulkan perubahan sosial linear yang terjadi pada masyarakat kawasan Lava Tour yang berlangsung dengan cepat, karena setelah bencana erupsi Merapi masyarakat harus segera menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan baru yang merubah tatanan kehidupan masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi dengan cepat, menyebabkan sebuah kebingungan dan menimbulkan suatu kejutan kebudayaan atau cultural shock bagi masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat kawasan daerah Lava Tour antara lain, perubahan pada pola interaksinya, perubahan matapencaharian dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, dan organisasi- organisasi sosial.


Dampak positif akibat erupsi gunung Merapi yaitu adanya batu dan pasir dari erupsi gunung Merapi yang dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai bahan bangunan atau untuk dijual. Hal ini menyebabkan perubahan sosial dimana warga yang dahulunya bekerja sebagai petani kini mereka harus menjadi penambang pasir. Sebagai kesimpulan akhir ternyata betapa banyak manfaat/fungsi dan peranan gunung-gunung (termasuk gunung berapi) Tuhan ciiptakan bagi kelangsungan hidup semua m ahluknya dan bagi kelangsungan /kesinambungan proses kehidupan alam semesta ini.


Sumber:
www.facebook.com/pages/Estepe/140819622782636

Tidak ada komentar:

Posting Komentar