MELATI DARI JAYA GIRI YANG TETAP MEWANGI TAK PERNAH PUDAR DAN LAYU
[Abah Iwan (Ridwan Armansjah) Abdulrachman (W Singawalang)]
Ridwan Armansjah Abdulrachman, atau yang akrab disapa Abah Iwan, lahir
di Sumedang, Jawa Barat, pada 3 September 1947. Beliau merupakan sosok
pengarang lagu-lagu fenomenal seperti Mentari, Melati dari Jayagiri,
Hymne UNPAD, juga Hymne Wanadri. Penyanyi legendaris di tahun ’70-’80-an
macam Bimbo dan Vina Panduwinata pernah menyanyikan lagu ciptaan abah
Iwan.
Atas jasanya menciptakan lagu yang memberikan inspirasi
bagi generasi muda Indonesia, pada momentum peringatan Hari Sumpah
Pemuda ke-79 tahun 2007 pemerintah menganugerahinya piagam penghargaan
berupa “Satya Lancana Wirakarya”. Penghargaan tersebut diberikan oleh
Menpora, yang saat itu dijabat oleh Adhyaksa Dault.
Abah Iwan
dikenal sebagai sosok yang pecinta lingkungan. Bahkan rumahnya yang
terletak di kawasan Cigadung tampak rimbun dan asri dengan berbagai
tanaman. Jadi, slogan cinta lingkungan benar-benar ia terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Fisiknya yang senantiasa tampak bugar,
tak lepas dari aktivitasnya yang tak jauh dari olahraga. Pencak Silat
yang ia tekuni sejak kecil, dan bersepeda. Malah pada tahun ’80-an
hingga pertengahan ’90-an, alumni Fakultas Pertanian UNPAD ini mengikuti
berbagai kursus kemiliteran yang dilangsungkan di Amerika, dan Inggris,
maupun di Indonesia sendiri. Banyak para pendaki yang belum mengetahui
bahwa pendekar silat tajimalela ini juga sudah lama menjadi anggota
kehormatan KOPASSUS.
Menurut salah satu sahabat lamanya (
Suparkah/ W. Lawang Angin), abah iwan ompong ini mempunyai banyak
kelebihan dibandingkan teman-teman yang lain, baik yang tergabung di
wanadri maupun teman abah iwan non wanadri. Diantara kelebihan ini
adalah ketangguhan fisik, berani menerima tantangan dengan segala
resikonya, solidaritas yang kuat dengan teman-teman. Dan menurut
Suparkah pula bahwa abah Iwan sangat perasa, mempunyai kepekaan yang
sangat tajam, sentimental dan romantis. Semuanya ini tercermin dan
nampak pada kebanyakan lagu-lagu ciptaan nya yang masterpiece seperti
Melati Dari Jayagiri, Flamboyan, Sejuta Kabut, Seribu Mil Lebih Sedepa,
Burung Camar, Berguru Pada Saliara, Nyanyian Langit dll.
“
Kerusakan lingkungan di cekungan Bandung? Sudah sangat, sangat parah,
dan prediksi kerusakan lingkungan di Bandung Utara akan semakin parah,
kecuali segera semua pihak, sekali lagi, semua pihak, menyadari dan
ikhlas menyelaraskan perilaku masing-masing dengan gagasan-gagasan yang
disimpulkan oleh para ahli. Pasti butuh kerelaan berkorban dan
ketegasan. Harus ada semacam "revolusi sikap", kesadaran dan tekad
bersama; saling mendukung dan saling mengingatkan; demi anak cucu. Kita
ke depan dan demi catatan amal baik/ amal buruk setiap kita
masing-masing. Dan, jangan lupa catatan ini dibawa mati, jadi bahan
pertimbangan di "alam sana".
“ Menyadari keadaan hutan-hutan di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, bahkan hutan Sancang di tempat akang
Garut Selatan, dirusak dengan berbagai alasan, yang kadang-kadang
seolah-olah baik dan bahkan oleh orang-orang yang kita kenal, sungguh
pilu! di dalam lagu "Nyanyian Langit" saya tulis: dan air mata meleleh
didalam hatiku. Sekalipun kita kejar dengan ramai-ramai menanam pohon
sebanyak-banyaknya, tidaklah mungkin mampu mengimbangi kehilangan
pohon-pohon dengan ekosistemnya yang umurnya mungkin ratusan tahun.
Namun, saya teringat riwayat yang diceritakan orang-orang tua kita bahwa
konon Rasulullah SAW pernah berujar, seandainya pun esok hari kiamat,
bila ada saja sebiji kurma di tanganmu, tanamkanlah itu!”
Di
usianya yang menginjak 66 tahun, ia tidak ingin hanya sekedar duduk
santai di teras rumah, atau bergelut dengan penyakit serius. Bahkan
bapak lima anak tersebut belum ingin berhenti naik gunung, meski kini
tak lagi sampai puncak.
Di antara seabrek aktivitasnya, hal
terpenting bagi salah satu the legend Wanadri ini adalah selalu
bersyukur dan berdoa. Hingga ia terus berusaha mengisi waktu hidup
dengan kegiatan bermakna.
Sumber:
www.facebook.com/pages/Estepe/140819622782636
Tidak ada komentar:
Posting Komentar