SUKU SHERPA (SHAR-WA):
Dari sekian
banyaknya etnik grup yang bermukim di Nepal, suku Sherpa adalah diva
para etnik di pemukiman Solukhumbu. Sherpa dikenal sebagai “orang-orang
dari Timur”. Sherpa terkenal karena kelihaiannya mengendalikan alam
Himalaya, dari mulai mendaki, hingga membaca gejala alam. Sumber
keunikan mereka itulah yang kemudian menjadi faktor timbal balik yang
menguntungkan bagi kepariwisataan Nepal, sekaligus menjadi bukti dari
makna wejangan sang Rinpoche kepada warga Sherpa. Himalaya yang menjadi
istana para puncak-puncak tertinggi di dunia kemudian diburu para
penggila traveling hingga ribuan expedisi dari berbagai belahan dunia.
Berawal dari expedisi mencengangkan menuju atap dunia, puncak Everest,
Sherpa bernama Apa Sherpa, Ang Rita dan Tenzing Norgay yang dijuluki 3
Harimau Salju, sukses menjadi jembatan emas bagi para pendaki kawakan
seperti Edmund Hillary untuk mendapatkan gelar bangsawan dari Ratu
Inggris karena menjadi orang pertama yang berhasil menaklukan Everest.
Hutang budi Edmund Hillary pun akhirnya dibayar dengan mendirikan
berbagai fasilitas kebudayaan hingga pendidikan bagi kaum Sherpa yang
hidup disepanjang pegunungan Everest.
Adalah daerah bernama
Kham di dataran tinggi Tibet sebelah timur, yang disinyalir menjadi
asal-muasal suku Sherpa. Wacana etnik tersebut mengisahkan hijrah-nya
kaum Kham dari dataran tinggi Tibet timur menuju daerah pegunungan
Everest. Perpindahan ini berkat petuah seorang Guru Besar dari Budhhisme
(Rinpoche), tepatnya saat kondisi kehidupan di dataran tinggi Tibet
mulai bergejolak.
Dalam sabda nya, Rinpoche memberi wejangan
untuk orang-orang Kham hijrah ke sebuah rimba di balik sebuah gunung
besar, yang kemudian diketahui sebagai Chomolungma atau Everest, demi
berlindung dari kerusakan dan hidup yang lebih tenteram dan maju. Dalam
bahasa orang Kham, Chomolungma diartikan sebagai “Dewi Penguasa Salju”.
Tentang suku Sherpa dalam bingkai Etnografi sejatinya kita haruslah
lebih mengenal apa dan siapa suku Sherpa yang bagi para pendaki gunung
dan penggiat alam bebas lebih mengenalnya sebagai para pemandu gunung di
Everest. Suku Sherpa memang tidak bisa dipisahkan dengan gunung Everest
Sang Ibunya Bumi, karena mereka tinggal di kaki gunung tertinggi di
dunia tersebut.
Suku Sherpa tinggal di Distrik Solukhumbu.
Distrik Solukhumbu berada di kaki gunung Everest. Geologi daerah terdiri
dari bukit dan pegunungan. Karena berada di ketinggian 3800 meter dari
atas permukaan laut dan berada di bawah kaki gunung Everest dusun mereka
sering diselimuti salju. Suhu udara sangat dingin terkadang sampai pada
-8 C pada musim dingin.
Pada tahun 2011, Solukhumbu berpenduduk 107,686 jiwa, sekitar 60,000 ribu adalah suku Sherpa.
Sherpa berasal dari bahasa Tibet yang berarti orang - orang timur (
Orang - orang barat menyebutnya sher-pa padahal dalam bahasa Tibet
adalah Shar-wa ) Ini karena mereka tinggal di sebelah timur dataran
tinggi Tibet. Orang - orang Sherpa ini banyak membantu pendaki gunung
yang ingin mendaki Everest.Yang terkenal adalah Tenzing Norgay Sherpa
dan Ang Rita Sherpa.
BAHASA
Bahasa yang dipakai suku
sherpan adalah bahasa Nepali ( bahasa nasional Nepal ). Logat mereka
campuran antara logat Cina dan India ( Tibetan ). Penyebaran bahasa
Nepali mencakup seluruh Nepal dan sekitar lereng Everest. Masyarakat
Tibet menggunakan bahasa ini dalam komunikasi sehari - hari.
Terdapat system kasta dalam masyarakat Sherpa. Ini berpengaruh bagi
level bahasa mereka. Apalagi masyarakat Sherpa sangat religious jadi
tata bahasa untuk biksu dan masyarakat biasa berbeda. Begitu juga untuk
setiap tingkatan kasta.
PENGETAHUAN TEKNOLOGI
Mereka
sudah mengenal alat rajut pakaian seperti jarum, kain dan benang dari
waktu yang lama. Mereka membuat kerajian seperti topi, baju, jubah dll.
Namun saat ini mereka lebih mengenal teknologi seperti internet, GPS dan
lain - lain yang di bawa oleh wisatawan asing.
SENJATA
Senjata mereka yang terkenal adalah Kama. Senjata ini praktis digunakan untuk bertani, mendaki gunung dan bertahan dari musuh.
MAKANAN DAN MINUMAN
Sebagaian besar penduduk Himalaya mengkonsumsi gandum dan kentang.
Dahulu masyarakatnya mayoritas bertani karena kesuburan tanah dikaki
gunung Everest. Mereka menggunakan peralatan yang mayoritas dari logam.
Seperti wajan, priuk dll yang terbuat dari logam.
PAKAIAN DAN PERHIASAN
Pakaiannya terbuat dari kapas dan kain yang tebal dan berlapis -
lapis. Pakainnya luar seperti jubah yang sangat panjang untuk menahan
hawa dingin dari Everest. Mereka juga memakai penutup kepala yang
terbuat dari kulit hewan.
RUMAH
Rumah mereka terbuat
dari bebatuan yang bahan dasarnya dari bebatuan pegunungan Everest. Di
tambah dengan kayu - kayu yang untuk jendela dan pintu.
ALAT TRANSPORTASI
Transportasi suku Sherpa adalah sapi yang cukup kuat untuk naik gunung yang disebut mereka Yak.
SOSIAL DAN KOMUNITAS
Perkawinan kebanyakan monogamy walaupun dalam kepercayaan mereka
diperbolehkan poliandri dan ada prestisenya. Proses perkawinan sangat
panjang dan banyak tahap pertunangan hadiah dan pertukaran tenaga
kerja.Wanita menerima mahar setelah acara selesai. Sedangakan warisan
anak mendapat bagian yang adil. Namun angka perceraian cukup tinggi. 30%
dari pernikahan suku Sherpa bercerai.
Komunitas yang
terbentuk pada suku Sherpa adalah pendaki dan petani. Ada kelompok -
kelompok yang mayoritas laki - laki merupkan komunitas sebagai pemandu
wisatawan pendaki dan kelompok petani di dominasi oleh wanita dan orang
tua.
Suku Sherpa menganut sistem kekerabatan patrilineal
oxagamus. Suku Sherpa di anjurkan untuk menikah dengan orang yang bukan
dari daerahnya. Garis keturunan diambil dari suku Sherpa. Keluarga yang
memiliki kekerabatan yang klan terbesar dan jauh dapat memiliki hutan,
tanah, tambang, candi atau desa walau mereka tidak melakukan apa - apa.
Dengan kata lain keluarga yang memilki kekerabatan yang besar dan bukan
dari lingkup suku Sherpa sendiri sangat dihargai.
Keluarga
inti yang tinggal dalam satu rumah berbagi secara ekonomi. Mereka
bersama - sama membangun keluarga tersebut. Untuk warisan sebelum ahli
waris dikatakan berhak menerima warisan dipegang oleh kakak tertua.
KEPEMIMPINAN
Karena termasuk Negara Nepal maka sistem kepemimpinan masyarakat
Sherpa mengikuti Nepal. Mereka mengakui adanya presiden sebagai kepala
pemerintahan. Walau begitu mereka lebih percaya pada biksu - biksu yang
ada di daerah mereka dan pemuka adat.Mereka tidak membenarkan wanita
sebagai pemimpin, ini di latarbelakangi oleh sistem kekerabatan
patrilineal yang dianutnya.
Sebenarnya masyarakat Sherpa tidak
mengenal kasta secara empiris, hanya saja orang asli Solukhumbu lebih
di hargai daripada pendatang. Dan yang paling rendah adalah tukang jagal
upacara kematian mereka.
PENGETAHUAN
Pengetahuan
tentang alam diperoleh dari ajaran Budha.Alam merupakan titipan dewa -
dewi yang harus di jaga. Setiap bagian dari alam dpelihara oleh dewa dan
dewi jadi mereka takut untuk merusaknya.
KEYAKINAN DAN AGAMA
92,83 beragama Budha, 6,26% Hindu, 0,36% Kristen, 0,20%adalah Bon. Ada
ritual kematian dari suku Sherpa yang cukup mengerikan. Jasad yang
sudah mati di mutilasi dan di sebarkan di lereng gunung agar dimakan
oleh burung - burung nazar. Ini ditujukan untuk mengembalikan jasad ke
alam.
KESENIAN
Sebuah festival dumje dan ritual
menari Monastik umumnya disebut Champ dan diadakan pada musim gugur atau
musim dingin. Ini lebih menceritakan tentang siklus hidup manusia dan
merupakan upacara pembersihan bagi manusia.
GEOGRAFIS
Di Nepal sendiri ada 14 Zona administrasi pemerintah dan 75 distrik.
Suku Sherpa tinggal di Distrik Solu Khumbu Zona Sagarmatha Nepal
BagianTimur. Desa yang paling banyak di tempati suku ini adalah Theme
berada di ketinggian 3800 meter dari permukaan laut yang berada di bawah
kaki gunung Everest.
Sumber:
www.facebook.com/pages/Estepe/140819622782636
Tidak ada komentar:
Posting Komentar