EDUKASI PEMBENTUKAN KARAKTER
Rasa-rasanya sudah tidak terhitung pertanyaan yang diajukan ke saya
tentang apa manfaat atau keuntungan saya memiliki hobby mendaki gunung.
Begitupun saya sendiri sudah tidak ingat berapa banyak jawaban yang sudah
saya utarakan tentang manfaat dari aktivitas pendakian gunung...Dari
sekian banyak ragam jawaban tapi yang paling utama adalah sebuah edukasi
(pembelajaran) pembentukan karakter dalam diri saya.
Yang
menjadi pertanyaan adalah apa hubungan antara pendaki gunung dan
karakter yang terbentuk? Sebelum menganalisa lebih lanjut perlu
diketahui bahwa seseorang mendaki gunung tujuannya berbeda-beda antara
pendaki yang satu dengan yang lain. Biasanya tujuan seseorang mendaki
gunung adalah untuk :
Olah raga (panjat tebing, trekking)
Mengikuti kegiatan wajib organisasi (misalnya Menwa, Mapala, Pramuka)
Penelitian
Fotografi
Latihan Survival
Melihat pemandangan dan keindahan alam
dll
Selain tujuan mendaki gunung tersebuta di atas, ada beberapa
teman-teman saya yang mempunyai tujuan seperti untuk pacaran, atau
mendekati lawan jenis melalui kegiatannya, atau untuk mencuri bunga
eidelweis (Anaphalis javanicus) untuk dijual, atau untuk mencuri kayu
dan hasil alam lainnya. Untuk contoh yang terakhir ini jelas bukan
karakter positif dari seorang pendaki gunung, untuk itu tidak perlu
diungkapkan dan dibahas.
Tujuan positif dari tujuan para
pendaki gunung pada umumnya akan membentuk seseorang menjadi lebih
solider, kreatif, mempunyai kepekaan sosial yang tinggi, lebih teliti
dan bisa mengukur resiko. Dasar dari kenapa karakter-karakter tersebut
bisa terbentuk pada seseorang pendaki gunung adalah :
Seorang
pendaki gunung dituntut untuk mencintai dan menjaga alam, karena alam
yang indah dan terjaga merupakan pusat untuk menyalurkan kegiatan dan
pusat dari kehidupan berkelanjutan di alam ini.
Solidaritas
atau kepekaan sosial akan terbentuk karena seorang pendaki pasti akan
menghargai dan menghormati peran pendaki lain sebagai sesama saudara
senasib dalam berjuang mencapai sebuah tujuan. Selama saya mendaki
gunung belum pernah sekalipun saya ketemu pendaki lain tanpa saling sapa
atau tanpa saling tegur walaupun kita sama sekali tidak kenal. Teman
dalam perjalanan akan menjadi saudara, akan saling berbagi bekal dan
saling meminjam alat jika diperlukan. Belum pernah juga saya temui ada
orang yang menolak untuk membagi bekal, tanpa diminta pun seorang
pendaki pasti akan menawarkan bekalnya kepada pendaki lain yang
membutuhkan. Jika ada orang lain yang cedera atau ada musibah pasti akan
memberi pertolongan tanpa pandang bulu siapa dan darimana asal korban.
Untuk sebuah contoh yang lain adalah musibah tersesatnya seseorang atau
sekelompok pendaki di atas gunung. Dalam jangka waktu yang sangat
cepat, lokasi yang menjadi sasaran (target) operasi SAR akan segera
didatangi oleh ribuan pendaki yang berasal dari berbagai elemen/kelompok
atau yang berasal dari perorangan. Dengan dana atau biaya yang
ditanggung sendiri (swadana) mereka akan mengerahkan semua
kemampuan/kemahirannya masing-masing dalam upaya menemukan survivor
yang mereka cari tanpa memperdulikan siapa, bagaimana dan darimana
survivor tersebut... Dan mereka sama sekali tidak pernah dibayar oleh
pihak manapun..Semuanya dilakukan dengan niat yang ikhlas dan sukarela
karena dibekali oleh prinsip-prinsip kemanusiaan, solidaritas
persaudaraan, senasib sepenanggungan dan rasa empati atau kepedulian
sosial.
Ketelitian adalah modal bagi seorang pendaki gunung,
teliti dalam mengatur waktu, menyiapkan logistik (bekal dan peralatan),
teliti juga dalam melangkah. Kecerobohan bagi pendaki gunung adalah awal
dari kecelakaan. Ketelitian juga menjadi nyawa pagi pemanjat tebing,
karena tanpa ketelitian, tidak mungkin pemanjat tebing mau
menggantungkan nyawa mereka hanya pada seutas tali.
Resiko bagi
pendaki gunung adalah hal yang tidak bisa dielakkan. Kegiatan di alam
bebas adalah sebuah kegiatan yang tidak bisa dipastikan secara mutlak
faktor keselamatannya. Tetapi dengan perhitungan yang cermat maka resiko
tersebut dapat direduksi. Misalnya jika akan menempuh sebuah jalur,
seorang pendaki pemula pasti tidak akan menempuh jalur yang belum pernah
dilaluinya tanpa pemandu atau alat navigasi, jika tetap nekat maka
sebenarnya dia sudah memilih sebuah resiko yang berat.
Selain
membentuk karakter yang positif dan berguna di kehidupan bermasyarakat,
kegiatan pendakian gunung juga mempunyai manfaat lainnya yaitu :
Sebagai implementasi cinta tanah air secara nyata. Saya sendiri
berpendapat bahwa mendaki gunung adalah kegiatan lebih nyata sebagai
bakti dan syukur atas tanah air yang indah, daripada hanya sekedar
dengan upacara bendera setiap senin sudah mengaku sebagai patriot
sejati.
Mengenal alam lebih dalam sambil mengembangkan
implementasi dari ilmu pengetahuan yang kita peroleh selama bangku
sekolah/kuliah seperti Geologi, Biologi, Fisika. Saya pernah ketemu
dengan Sarjana Pertanian dari sebuah kampus ternama, iseng-iseng saya
tunjukkan foto tanaman kantong semar (Nepenthes) yang saya ambil dari
sebuah hutan di Kalimantan Barat, dan teman saya tersebut berkata “Mas,
foto enceng gondoknya bagus banget”. Saya tentu saja kaget, bagaimana
mungkin seorang sarjana pertanian tidak bisa membedakan enceng gondok
dan kantong semar. Ternyata selama sekolah dan kuliah dia hanya
membaca-dan membaca, tidak pernah praktek langsung untuk mengenal alam
yang dipelajarinya.
Untuk menjaga kesehatan, dengan mendaki
gunung, maka seseorang dituntut untuk berjalan dalam jarak yang jauh
sambil membawa beban.Ini tentu akan menyehatkan badan, apalagi dengan
udara segar yang dihirup, tentu akan membuat paru-paru lebih sehat dan
darah mengalir dengan lebih baik. Walaupun mendaki gunung itu sangat
lelah, tetapi karena pikiran gembira dan pemandangan indah maka
kelelahan tersebut akan tertutupi.
Sekarang apa lagi yang
ditunggu? Mendaki gunung adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi
kita. Banyak gunung tersedia dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Pilihlah gunung yang sesuai dengan kemampuan diri kita. Daki dan
nikmati, maka perasaan senang dan badan sehat akan menjadi milik kita.
Jangan lupa…. Jagalah ekologi gunung tetap hijau dan lestari.
Sumber:
www.facebook.com/pages/Estepe/140819622782636
Tidak ada komentar:
Posting Komentar